Horok-horok adalah kuliner khas Jepara yang telah ada sejak jaman penjajahan Jepang. Makanan ini terbuat dari tepung aren dan berbentuk butiran-butiran kecil serta memiliki tekstur yang kenyal. Horok-horok bisa dianggap sebagai makanan yang langka karena makanan ini hanya ada di Jepara, sulit untuk ditemui di luar daerah Jepara. Kuliner yang satu ini memiliki cerita dan sejarah yang cukup mendalam bagi warga pada zaman penjajahan Jepang. 

     Horok-horok sudah cukup terkenal di wilayah Jepara sebelumnya. Pada tahun 1930, horok-horok sudah dikonsumsi dan menjadi makanan samping bagi warga. Meskipun begitu, horok-horok hanya diproduksi di beberapa desa sebelum masa penjajahan Jepang, yaitu desa Jodang, Bondo, dan Kedung Penjaling. Makanan ini juga terkenal karena menjadi pengganti nasi bagi masyarakat Jepara pada masa penjajahan Jepang.

    Tahun 1942, saat Jepang menduduki kota Jepara, mereka melarang masyarakat untuk mengonsumsi nasi. Jika hal tersebut dilanggar, maka masyarakat akan dijatuhi hukuman, bahkan hukuman mati sekalipun. Nasi yang sudah menjadi makanan pokok bagi warga tidak lagi boleh dikonsumsi, oleh karena itu mereka membuat makanan pokok lainnya sebagai pengganti nasi, salah satunya yaitu horok-horok. Horok-horok biasa disajikan dengan tambahan lauk pauk dan sayur. Namun, ada juga yang menyajikannya dengan sate kikil dan pecel.

     Sekarang horok-horok sudah menjadi jajanan yang bisa ditemui di setiap pasar tradisional Jepara. Makanan ini biasanya ada pada sekitar pagi hingga siang hari. Banyak yang mengonsumsi horok-horok sebagai sarapan sebab makanan ini memiliki karbohidrat yang tinggi.