Tembang Gambuh

 

Sekar gambuh ping catur, 

Kang cinatur polah kang kalantur,

Tanpa tutur katula-tula katali, 

Kadalu warsa kapatuh, 

Katutuh pan dadi awon. 

 

Rasaning tyas kayungyung, 

Angayomi lukitaning kalbu, 

Gambir wana kalawan hening ing ati, 

Kabekta kudu pinutur, 

Sumingkiringreh tyas mirong. 

 

Den samya amituhu, 

Ing sajroning jaman kala bendhu, 

Yogya sampeyan yuda hardaning ati, 

Kang anuntun mring pakewuh, 

Uwohing pangawe awon.

     Dalam kebudayaan Jawa, terdapat lagu yang memiliki makna budaya kental di dalamnya. Lagu tersebut disebut dengan tembang macapat. Tembang Macapat terdiri atas 11 macam tembang yang masing-masing memiliki keunikannya, salah satunya adalah Tembang Gambuh. Tembang Macapat Gambuh merupakan sebuah bentuk puisi Jawa yang indah dan telah diturunkan dari generasi ke generasi. Tembang Gambuh adalah bentuk puisi yang unik dan dimainkan dengan iringan alat musik tradisional Jawa, serta telah menjadi bagian penting dari budaya Jawa selama berabad-abad.

   Kata ‘Gambuh’ merujuk pada musik yang mengiringi puisi dan dikatakan berasal dari zaman Majapahit, sebuah era keemasan dalam sejarah Jawa. Secara bahasa, tembang gambuh diambil dari kata tambuh, embuh, jumbuh yang bermakna tepat, cocok, atau sesuai. Seperti halnya dengan tembang macapat lain, tembang gambuh juga memiliki watak, karakter, dan aturan yang khas di dalamnya.

   Yang membuat Tembang Macapat Gambuh begitu istimewa adalah bentuk puisinya. Puisi tembang Gambuh mengikuti struktur tertentu, dengan setiap bait terdiri dari lima baris yang disebut dengan guru gatra. Setiap baris memiliki pola yang terbentuk dari susunan jumlah kosa katanya masing-masing yakni: 7, 10, 12, 8, 8. Jumlah kosa kata tersebut biasa disebut sebagai guru wilangan. Selain itu, pada akhir baris setiap bait juga memiliki pola akhiran vokal yang berbeda. Pada baris pertama dan kedua diakhiri dengan huruf u, baris ketiga diakhiri dengan i, baris keempat kembali ke huruf u, dan baris terakhir diakhiri dengan huruf vokal. Inilah yang dinamakan dengan guru lagu.

   Topik tembang Macapat Gambuh dapat bervariasi dari cinta dan romansa hingga tema keagamaan dan filosofis. Tembang gambuh mempunyai watak kekeluargaan, kerukunan, dan kebersamaan makhluk sosial. Sedangkan karakter yang dihadirkan dalam tembang gambuh adalah karakter yang jelas, tidak ragu-ragu, dan wajar.

   Secara keseluruhan, tembang Macapat Gambuh adalah bagian yang indah dan penting dari budaya Jawa. Ini adalah bentuk puisi yang unik yang telah diturunkan dari generasi ke generasi dan masih dirayakan dan dihargai oleh banyak orang. Struktur indah dan kualitas musikalnya membuatnya menjadi harta yang sejati dari seni dan budaya Jawa, dan patut dilestarikan dan dirayakan untuk generasi yang akan datang.

Author: David Aria Wijaya