Sahabat Javanologi yang gemar dengan kuliner Jawa tentunya sudah akrab dengan manisan yang satu ini. Yak benar, pada Javanologi Explore kali ini, kita akan membahas mengenai cemilan khas Jawa yang terkenal dengan cita rasa manisnya ini. Jenang dodol adalah camilan khas Indonesia yang dapat dijumpai di daerah-daerah barat seperti Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Salah satu yang populer diantaranya adalah dodol garut yang berasal dari daerah Garut, Jawa Barat.

Pada beberapa tempat, dodol juga sering disebut dengan jenang dodol. Sejarah dan asal usul dodol masih abu-abu, tetapi apakah Sahabat Javanologi tahu bahwa dodol dianggap sebagai salah satu makanan penutup tertua yang ditemukan di Asia. Pada daerah Ponorogo, dodol terdokumentasikan pada kitab susastra dan beberapa prasasti dari periode Kerajaan Medang di bumi Mataram (abad ke-9 dan abad ke-10). Kitab susastra dan prasasti yang memuat dan mencatat dodol diantaranya adalah Kakawin Ramayana, Prasasti Gemekan, dan Prasasti Sangguran.

Dodol dibuat dengan bahan dasar tepung beras ketan, santan dan gula. Dodol merupakan makanan berupa jenang yang padatkan dan memiliki tekstur kenyal. Dodol memiliki beberapa jenis tergantung dengan bahan campurannya, diantaranya adalah dodol durian, dodol susu, dodol apel malang, dodol sirsak, dodol garut, dan masih banyak lagi.

Berikut adalah resep membuat dodol

Bahan:

  • 1 kg tepung ketan

  • 2 kg gula merah. Iris halus

  • 2 ons gula pasir

  • 2 sendok makan santan cair

  • 5 buah kelapa tua, parut, peras dan ambil santannya

  • Garam secukupnya

Cara membuat:

  1. Rebus campuran tepung ketan, gula merah, dan santan cair. Jangan lupa untuk memasukkan sedikit garam. Rebus semua bahan tersebut hingga mengental.
  2. Setelah adonan mengental, masukkan santan kental dan gula pasir. Masak kembali selama kurang lebih 3 jam atau hingga adonan mengental.
  3. Siapkan sebuah wadah besar yang telah dilapisi kertas minyak.
  4. Tuang adonan dodol pada wadah tersebut, kemudian oleskan minyak goreng secara merata. Tunggu hingga dodol menjadi dingin.
  5. Setelah dodol dingin, gulung dodol tersebut hingga berbentuk bulat lonjong atau bentuk lain sesuai selera.

Author: David Aria Wijaya