Pusat Unggulan IPTEK (PUI) Javanologi Universitas Sebelas Maret menerima kunjungan ilmiah dari Pusat Kajian dan Pengembangan Budaya Penginyongan, UIN Saizu Purwokerto pada hari Senin, 18 Juli 2022 di Ruang Seminar Gedung R.Ng. Ranggawarsita Lantai 2. Adapun rombongan dari Pusat Kajian dan Pengembangan Budaya Penginyongan, UIN Saizu Purwokerto diantaranya Rektor UIN Saizu, Prof. Dr. Moh Roqib, MA.; Ketua LPPM UIN Saizu, Dr. H. Anshori, M.Ag, Kepala Pusat Kajian dan Pengembangan Budaya Penginyongan, M. Ajib Hermawan, M.S.I.,  beserta tim dan staf rombongan UIN Saizu. Kehadirannya disambut oleh Prof. Sahid Teguh Widodo, M.Hum. (Ketua PUI Javanologi), Dr. Basuki Sumartono, M.Sn. (Sekretaris PUI Javanologi), Dr. Dewi Retno Sari S., M.Kom. (Koordinator bidang Akselerasi dan Pengembangan Program PUI Javanologi), para peergroup dan pegiat PUI Javanologi diantaranya: Prof. Dr. Bani Sudardi, M.Hum., Dr. Sugit Zulianto, M.Pd., Dr. Kundharu Saddhono, S.S., M.Hum., Dr. Mibtadin, S.Fil.I., M.S.I., Dr. Septi Yulisetiani, M.Pd., Karunia Purna Kusciati, S.S., M.Si., Bambang Mulhadi serta Lidiya Kusuma Dewi, S.E. (Subkoordinator) dan staf PUI Javanologi.

Pusat Kajian dan Pengembangan Budaya Penginyongan (PKPBP), UIN Saizu Purwokerto dalam pengantar Rektor UIN, Prof. Dr. Moh Roqib, MA. menyampaikan rasa terima kasih atas pernerimaan kunjungan ini kepada PUI Javanologi, Adapun tujuan dari kunjungan ilmiah ini ialah UIN Saizu melalui Pusat Kajian dan Pengembangan Budaya Penginyongan telah lama ingin ngangsu kawruh kepada PUI Javanologi sekaligus memohon untuk diberikan pendampingan dan pembinaan dalam konteks budaya penginyongan kedepan. Beliau menegaskan bahwa UIN Saizu mengangkat dua hal, yang pertama adalah terkait dengan budaya pengiyongan dibawah Pusat Kajian dan Pengembangan Budaya Penginyongan, Kemudian yang kedua adalah kaitannya dengan Melayu Raya atau Nusantara Raya. Lingkup kajian Panginyongan yang paling masuk adalah dari sekitar delapan Kabupaten/Kota, jadi lumayan agak lebar mulai dari sebelah selatan ada Cilacap, Kebumen, sebagian Purworejo, kemudian ke tengah ada Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara dan ke utara, ada Tegal dan Brebes, ini yang bisa dibilang 100 persen menggunakan bahasa Panginyongan.

Terdapat 8 Kabupaten atau Kota yang memiliki ciri khas dalam dokumen arsip atau situs dan lain sebagainya tetapi di daerah kami ini belum tertata seperti yang dilakukan di Yogyakarta dan Surakarta. Disini memiliki SDM dan ahli budaya, akademisi juga dengan lulusan jurusan yang terkait dengan sosiologi dan antropologi. Selain itu terdapat institusi kesenian yaitu ISI di Yogya dan ISI di Purwokerto. UIN akan mengembangkan suasana dan lokasi yang khas yaitu Gunung Slamet yang artinya membawa keselamatan, Pangiyongan yang mirip dengan gunungan. Jadi dengan terwujudnya pembangunan tersebut Jawa Panginyongan ini menjadi berkembang lebih baik. Pada tahun 2022 ini, UIN sedang menyusun ensiklopedia kuliner banyumasan untuk pelestarian budaya, penguatan tradisi, pengembangan wisata hingga kuliner. Javanologi akan mengembangkan channel dan publikasi.

Tetapi pandemi ini dijadikan pelajaran untuk mempelajari buki prediksi hingga pembuatan film pendek tentang kebudayaan. Adapun pepatah jawa mengatakan Sadumuk bathuk sanyari bumi itu berarti manusia yang selalu berpikir secara rasional/nalar. Pusat Kajian dan Pengembangan Penginyongan sebenarnya memiliki tim, ada sekitar 12 personil yang itu kita memang bekerjanya volunteer. Awalnya semua bekerja karena memang didasari pengembangan. Tentu saja karena ini visi Rektor kami yang mempunyai visi pengembangan