1. Film Pendek “Tak Mudik Tanda Sayang”

Fenomena mudik di tengah maraknya pandemi Covid 19 yang tidak mampu dicegah oleh Pemerintah merupakan sebuah keprihatinan yang perlu dicarikan solusinya ke depan. Kalaupun tidak dapat sepenuhnya dicegah, setidaknya dapat ditata sesuai protokol kesehatan dengan dampak multi-dimensi seminimal mungkin. Prof. Diah Kristina, M.A., Ph.D. beserta tim penelitinya yang terdiri dari Rafika Nur Kusumawati, S.Psi., M.A dan Deniawan Tommy Chandra Wijaya, S.Sos., M.I.Kom. dari PUI Javanologi Universitas Sebelas Maret melakukan penelitian yang berjudul “Mengeksplorasi Pandemi Covid-19 dari Sudut Pandang Psikologi Budaya Jawa dalam Fenomena Mudik dan Mangan Ora Mangan Asal Kumpul” yang berupaya untuk mengeksplorasi secara mendalam untuk menemukan jawab ‘benarkah fenomena mudik lebaran di tengah pandemi Covid 19 bertumpu secara mutlak pada nilai-nilai budaya Jawa dan semangat ‘Mangan Ora Mangan Asal Kumpul’?’

Video yang berjudul “Tak Mudik Tanda Sayang” ini merupakan video intervensi behavioural yang memanfaatkan media digital (YouTube) yang ditujukan untuk kategori kaum urban milenial kelompok usia 20 – 39 tahun yang bertujuan untuk meminimalisir sumber pemantik keinginan masyarakat dalam melakukan kegiatan mudik di tengah-tengah pandemi. Video intervensi behavioural ini disajikan dalam bentuk film pendek yang menceritakan bagaimana proses adaptasi sebuah keluarga dari budaya pulang kampung atau mudik yang sering dikaitkan dengan semboyan “Mangan ora mangan sing penting kumpul” menjadi “dipaksa” beralih untuk melakukan semuanya secara virtual. Film pendek ini dimainkan oleh pemeran-pemeran terpilih, termasuk sindhen professional Nur Handayani asal Surakata dan diproduseri oleh Deniawan Tommy Chandra Wijaya, S.Sos., M.I.Kom. dari Universitas Sebelas Maret.

2. Video Feature “Sirep – Mangan Ora Mangan Sing Penting Kumpul”

Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang teramat besar bagi masyarakat, terlebih masyarakat Jawa yang memiliki latar belakang budaya serta ke khasan yang dijadikan sebagai dasar dalam memproses stressor yang ada. Salah satunya ialah mindset ‘mangan ora mangan sing penting kumpul’ serta budaya mudik. Hal tersebut bertolak belakang dengan usaha dari pemerintah dalam mencegah penyebaran virus Covid-19.

“Sirep” merupakan video kategori dua dari luaran penelitian “Mengeksplorasi Pandemi Covid-19 dari Sudut Pandang Psikologi Budaya Jawa dalam Fenomena Mudik dan Mangan Ora Mangan Asal Kumpul” oleh Prof. Diah Kristina, M.A., Ph.D. beserta tim penelitinya yang terdiri dari Rafika Nur Kusumawati, S.Psi., M.A dan Deniawan Tommy Chandra Wijaya, S.Sos., M.I.Kom. dari Universitas Sebelas Maret yang berbentuk video features dokumenter. Video features dokumenter ini berisi mengenai wawancara dengan dua tokoh masyarakat berpengaruh yang terdiri dari Dr. Drajat Tri Kartono, M. Si. selaku Staf Ahli Rektor Senior Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Puger dari Keraton Kasunanan Surakarta yang ditujukan untuk masyarakat kelompok usia 40 tahun ke atas. Video features documenter ini bertujuan untuk memberikan interpretasi dari “Mangan Ora Mangan Asal Kumpul” lewat perspektif lain sehingga diharapkan bisa merubah mindset masyarakat bahwa filosofi tersebut tidaklah harus di terima secara mentah-mentah yang kemudian mendukung peran masyarakat dalam mencegah makin tersebarnya pandemic virus Covid-19.