Bahasa Jawa merupakan salah satu Bahasa daerah yang kaya akan peribahasa dan kosa kata, salah satu peribahasa yang cukup sering di dengar yaitu “Kegedhen empyak kurang cagak”. Peribahasa tersebut biasanya digunakan untuk menggambarkan seseorang yang mempunyai keinginan yang tinggi akan sesuatu, akan tetapi mereka tidak mampu.

Sahabat Javanologi, peribahasa Kegedhen empyak kurang cagak bisa diartikan terlalu besar atap dari pada tiang, sehingga tiang tak mampu menyangganya. Padanan yang paling sesuai adalah besar pasak daripada tiang. Sebuah analogi tentang keseimbangan yang goncang karena nilai dan proporsi pemasukan tidak sejalan dengan pengeluaran. Keinginan disamping kebutuhan pokok yang dipaksakan akan membuat seseorang terpuruk nantinya.

Saat ini banyak orang hanya demi gengsi belaka memaksakan sesuatu yang tidak dalam jangkauannya. Contohnya saja banyak anak muda yang berlomba lomba agar terlihat keren dan tidak tertinggal tren, memaksakan untuk bergaya melebihi dari kemampuannya. Hanya karena gengsi dan panas hati karena melihat penampilan orang lain, membuatnya terjerumus ke dalam arus tren yang tidak sehat dan membuat bangkrut.  Sahabat Javanologi, dari itu kita sebagai manusia harus pintar pintar membawa diri dan menyesuaikan kemampuan saat menginginkan sesuatu agar tidak seperti peribahasa yang satu ini.

 

Penulis: 
Nimas Ayu Anggraini

Sumber : 

https://maaqola.blogspot.com/p/kegedhen-empyak-kurang-cagak.html 

https://afilia.blogspot.com/2014/08/kegedhen-empyak-kurang-cagak.html