Busana Jawa: Keris

Berbicara mengenai kesenian dan kebudayaan Indonesia tentu tidak akan ada habisnya.  Salah satunya adalah Keris. Keris merupakan salah satu alat pusaka yang sering digunakan oleh orang Jawa ketika ada sebuah kegiatan jawa dan sangat identik dengan pakaian adat beskap sebagai pelengkap.  Keris Jawa sebagai pelengkap beskap ini diyakini mulai aktif digunakan pada abad ke-9. Hingga abad ke-14 keris ini masih dianggap sebagai lambang kebesaran banyak negara di Nusantara ini. Tidak hanya pulau Jawa saja, namun ada beberapa jenis pulau yang juga menggunakan keris tersebut sebagai lambang kebesaran daerah contohnya adalah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Keris terdiri dari dua bagian besar yaitu bagian luar yang disebut warangka dan bagian dalam yang disebut bidah. Warangka merupakan pakaian bilah keris yang memiliki dua model yaitu warangka gayaman (Surakarta) dan ladrang (Yogyakarta). Setiap bentuk keris Jawa ini memiliki arti masing-masing. Gagang keris yang dibuat menghadap ke kanan sebagai lambang kecenderungan ke arah kebenaran. Ujung gagang seakan menunduk ke bawah melambangkan kerendahan hati manusia. Keris sendiri sangatlah banyak digunakan dalam beberapa acara khususnya di daerah Jawa Tengah. Acara-acara tersebut biasanya berkaitan dengan hal kejawen, contohnya adalah upacara perayaan, pernikahan, pertemuan para anggota keraton, pagelaran malam suro.

Keris sebagai pelengkap pakaian adat Jawa ini pada umumnya digunakan dibelakang tubuh pada punggungnya. Keris tersebut memiliki arti bahwa kekuatan yang dimiliki seseorang tidak patut dipertontonkan, karena setiap kekuatan memiliki batas masing-masing. Selain itu keris juga dipercaya dapat menjadi benda pusaka yang memiliki kekuatan magis dan dapat melindungi si pemilik dari mara bahaya.