Kegiatan Intensive Course on Javanese Culture yang diselenggarakan oleh PUI Javanologi UNS dan PBM Confucius Institute UNS adalah kegiatan intensive virtual summer course tentang kebudayaan Jawa yang dilaksanakan pada 25 Juli hingga 29 Juli 2022. Kursus kebudayaan Jawa ini adalah program rutin tahunan PUI Javanologi UNS sebagai upaya dalam menyebarkan dan melestarikan kebudayaan Jawa di seluruh dunia.

Di tahun 2022, PUI Javanologi UNS bekerjasama dengan PBM Confucius Institute UNS dalam penyelenggaraan TEKO JAHE dengan menghubungkan peserta dari Xihua University, China. Terdapat 35 mahasiswa Tiongkok yang ikut serta dalam kegiatan ini.


Hari pertama dibuka dengan sambutan oleh Atase Pendidikan KBRI Beijing, Bapak Yaya Sutarya dan Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. sebagai Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan. Kemudian sesi pertama dibuka dengan pengantar atau overview kursus oleh Prof. Sahid Teguh Widodo, M.Hum., Ph.D. sebagai Ketua PUI Javanologi UNS. Sesi pertama dimoderatori oleh Stephanie Phanata, B.Ed., M.TCSOL. yang juga adalah Ketua PBM Confucius Institute UNS.

Hari Pertama

Hari pertama dibuka dengan sambutan oleh Atase Pendidikan KBRI Beijing, Bapak Yaya Sutarya dan Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. sebagai Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan. Kemudian sesi pertama dibuka dengan pengantar atau overview kursus oleh Prof. Sahid Teguh Widodo, M.Hum., Ph.D. sebagai Ketua PUI Javanologi UNS. Sesi pertama dimoderatori oleh Stephanie Phanata, B.Ed., M.TCSOL. yang juga adalah Ketua PBM Confucius Institute UNS.

 

Prof. Sahid Teguh Widodo sebagai pemateri pertama menyampaikan tentang garis besar budaya jawa dan mengapa mereka harus tertarik mempelajari kebudayaan Jawa. Pemateri juga memberikan paparan sekilas tentang materi kebudayaan dan tradisi jawa yang akan disampaikan oleh seluruh pemateri pada 5 hari kedepan seperti Keris, Batik, Tari, jelajah virtual kota Surakarta, dan belajar bahasa dan aksara Jawa.

 

Kursus sesi kedua di hari pertama diisi oleh bapak Dr. Basuki Sumartono, M.Sn, sebagai Sekretaris PUI Javanologi UNS dan pegiat kebudayaan Jawa. Beliau menyampaikan materi tentang Keris dalam Kebudayaan Jawa. Mulai dari bagaimana keris di masa lampau, eksistensi keris di era modern, dan juga bagian-bagian dan contoh keris yang populer di Jawa. Para mahasiswa terlihat antusias dalam mempelajari keris Jawa dan banyak memberikan pertanyaan tentang keris kepada pemateri.

Hari Kedua

Hari kedua Intensive Course on Javanese Cultural Heritage (TEKO JAHE) diawali dengan pembicara sesi pertama bapak Rahmat, S.S., M.A. dengan materi Learning Javanese Language and Alphabet atau Belajar Bahasa Jawa dan Aksara Jawa.

 

Pada sesi kursus ini, pemateri memperkenalkan para mahasiswa Xihua University tentang bahasa Jawa dan juga tingkat tutur yang digunakan dalam berbahasa Jawa. Setelah mempelajari fakta umum dalam bahasa Jawa, pemateri memberikan contoh kata-kata dasar yang digunakan dalam percakapan bahasa Jawa. Para mahasiswa juga secara antusias dan aktif melafalkan dan merangkai kata dalam bahasa Jawa seperti menyebutkan nama, tempat tinggal, dan percakapan tingkat dasar. Terdapat sedikit kesulitan dalam pelafalan, namun secara praktek mereka dapat mengerti arti kata tersebut dalam bahasa Jawa. Pengenalan dasar dalam kursus ini ditujukan agar mereka familiar dan senang dalam berbahasa Jawa.

Peserta juga dikenalkan dengan aksara jawa dan pelafalannya. Diawali dengan pemateri yang mempraktekkan penulisan aksara Jawa dengan cara menulis nama peserta dalam bentuk aksara Jawa. Para mahasiswa Xihua University terlihat antusias dalam mengikuti materi aksara Jawa. Sesi pertama di hari kedua ditutup dengan sesi games membaca aksara dan melafalkan nama-nama hewan dalam bahasa Jawa. Hal ini dilakukan untuk melihat seberapa baik para mahasiswa menangkap materi yang diberikan.

Sesi kedua hari kedua adalah materi “Surakarta: The City that Never Sleeps” dimana mahasiswa dikenalkan dengan kota Surakarta dan segala keragaman budaya Jawa yang terdapat didalamnya. Materi sesi kedua dibawakan oleh Karunia Purna Kusciati, S.S., M.Si.

Materi kota Surakarta penting diberikan kepada mahasiswa asing untuk memberikan gambaran kebudayaan yang masih hidup berdampingan dengan masyarakat modern. Surakarta yang mendapat julukan “The Spirit of Java” ini adalah satu dari sekian kota di Jawa yang dapat memadukan budaya Jawa dengan gaya hidup modern. Dengan diselenggarakannya festival-festival budaya, bertahannya kuliner khas yang masih otentik dan tetap digemari oleh masyarakat, serta berbagai elemen budaya yang teraplikasikan di berbagai sudut kota membuat Surakarta layak mendapat julukan tersebut.

Dalam sesi ini, banyak mahasiswa yang kagum dengan bagaimana budaya Jawa di kota Solo masih menjadi hal yang “hidup” di tengah derasnya modernisasi. Materi sesi 2 kemudian ditutup dengan pemberian tugas mengarang dengan tema “Solo: The Spirit of Java”.

 

Hari Ketiga

Hari ke-3 pelaksanaan summer course dibuka dengan materi tari tradisional Jawa gaya Surakarta dan tembang Jawa oleh maestro tari bapak Fajar Satriadi, M.Sn. Beliau mengenalkan kepada para mahasiswa asing bahwa tari jawa memiliki filosofi yang mendalam, menyerupai pola candi borobudur. Pola mandala ini melambangkan keselarasan dan harmoni dalam tari Jawa. Tari Jawa tidak hanya tentang kecantikan yang terlihat dari kemasannya, tapi juga banyak faktor intrinsik yang mempengaruhi keanggunan tarian tersebut.

Tahap selanjutnya, pemateri memberikan beberapa contoh dalam tarian tradisional Jawa seperti tari alus, tari putri, dan tari gagahan. Peserta summer course kemudian diberikan contoh tari putri sebagai salah satu contoh tari yang diajarkan. Pemateri secara interaktif mengajak para peserta untuk menirukan gerakan tari yang dipraktekkan dari rumah masing-masing. Para mahasiswa terlihat antusias dalam menirukan gerakan-gerakan tari yang diajarkan.


Setelah belajar tentang tari tradisional, pemateri melanjutkan materi tentang tembang Jawa macapat yaitu tembang Pangkur dan Sinom. Pemateri juga menjelaskan bahwa tembang Jawa macapat merupakan gambaran dari siklus hidup manusia sedari lahir hingga meninggal dunia. Mulai dari tembang maskumambang yang berisi tentang menggambarkan mulainya perjalanan hidup manusia yang bermula dari dalam perut ibunya, hingga tembang pocung yang menunjukkan tentang sebuah ritual ketika melepaskan kepergian seseorang. Para mahasiswa juga secara interaktif diajak untuk menyanyikan tembang Jawa bersama-sama dan kemudian diberikan tugas untuk menyanyikan salah satu tembang Jawa.

Memasuki sesi selanjutnya yang dibawakan oleh Ketua PUI Javanologi UNS, Prof. Sahid Teguh Widodo, M.Hum., Ph.D. tentang masyarakat Jawa. Selain tentang masyarakat Jawa, para mahasiswa juga dikenalkan dengan bagaimana terbentuknya masyarakat Jawa yang ada saat ini. Dimulai dari mengenalkan para mahasiswa tentang gambaran umum masyarakat jawa, raja-raja hebat yang ada di Jawa, dan juga materi spesifik tentang budaya Jawa di kota Surakarta/Solo.

Hari Keempat

Di hari ke-4 Intensive Course on Javanese Cultural Heritage bersama Confucius UNS, materi yang dikenalkan kepada peserta adalah materi mengenai Batik dan Wayang. Sesi pertama adalah tentang Batik dan pengaruh budaya Tiongkok terhadap batik di Indonesia. Dibawakan oleh ibu Dra. Tiwi Bina Affanti, M.Sn. dan Ibu Apika Nurani Sulistyati, S.Sn., M.Sn., sesi pertama berjalan dengan penuh antusiasme dari para peserta.

Banyak dari mereka yang baru saja tahu kalau budaya Tiongkok memiliki pengaruh pada beberapa pola batik yang ada di Indonesia. Peserta juga kemudian diberikan tugas untuk menggambar batik dengan pola yang telah diberikan oleh panitia seperti pola kura-kura, kilin, burung hong, dan kupu-kupu.

 

Sesi kedua adalah materi tentang Wayang yang dibawakan oleh Drs. Imam Sutarjo, M.Hum. Beliau mengenalkan macam-macam wayang Jawa, tokoh wayang Jawa, dan berbagai cerita yang biasa dipentaskan. Tidak hanya menjelaskan secara lisan, pemateri juga mempraktekkan bagaimana cara memainkan wayang secara langsung. Beberapa mahasiswa menunjukkan antusiasmenya dalam sesi tanya jawab dan mengaku tertarik untuk datang ke Indonesia untuk menyaksikan langsung pementasan Wayang Jawa.

 

Hari Kelima

Hari ke-5 sekaligus hari penutup TEKO JAHE 2022 diawali dengan sesi oleh pembicara Dr. Dewi Retno Sari Saputro, S.Si, M.Kom yang membawakan materi tentang alasan mengapa kota Surakarta adalah kota yang menarik untuk dijadikan tujuan kuliah atau belajar. Para mahasiswa dikenalkan dengan karakteristik masyarakat kota Solo yang dikenal ramah, fasilitas kota yang berbudaya dan lengkap, serta kuliner yang lezat dan terjangkau.

Penutupan TEKO JAHE dilakukan oleh panitia dari Pusat Bahasa Mandarin UNS sekaligus mengumumkan mahasiswa terbaik yang dinilai dari keaktifan dalam mengikuti kursus.