Sahid Teguh Widodo & Agus Purwantoro

Dipublikasikan dalam International Journal of Conservation Sciences Volume 10, Issue 3, July-September: 449-458

Environmental conservation in the Javanese-Indonesian community in the 19th century can be understood clearly from the ancient manuscript Serat Centhini. This manuscript was written during the reign of the Surakarta King, Sunan Pakubuwana V (1757 – 1881 AD). The original manuscript, written in Javanese script, is already damaged so this research instead uses a copy of the manuscript printed in Latin script and consisting of 12 volumes, published by Yayasan Centhini in Yogyakarta between 1988 and 1992. Following a careful process of reading, classification, and interpretation, it was found that (1) Serat Centhini contains two categories of conservation, namely natural conservation and social conservation. (2) There is more description about social conservation than natural conservation. Javanese cosmology views environmental conservation as a kind of union between man and God (manunggaling kawula lan Gusti) which is the pinnacle of the life philosophy of the Javanese. (3) Serat Centhini is an encyclopaedia of Javanese culture which contains information various fields of traditional Javanese knowledge that are still relevant to the modern life of today.

Terjemahan:

Konservasi lingkungan dalam komunitas Jawa-Indonesia pada abad ke-19 dapat dipahami dengan jelas dari naskah kuno Fiber Centhini. Naskah ini ditulis pada masa pemerintahan Raja Surakarta, Sunan Pakubuwana V (1757 – 1881 M). Naskah asli, ditulis dalam aksara Jawa, sudah rusak sehingga penelitian ini sebagai gantinya menggunakan salinan naskah yang dicetak dalam aksara Latin dan terdiri dari 12 jilid, diterbitkan oleh Centhini Foundation di Yogyakarta antara tahun 1988 dan 1992. Mengikuti proses pembacaan yang cermat , klasifikasi, dan interpretasi, ditemukan bahwa (1) Serat Centhini mengandung dua kategori konservasi, yaitu konservasi alam dan konservasi sosial. (2) Ada lebih banyak deskripsi tentang konservasi sosial daripada konservasi alam. Kosmologi Jawa memandang pelestarian lingkungan sebagai semacam penyatuan antara manusia dan Tuhan (manunggaling kawan lan Gusti) yang merupakan puncak filosofi hidup orang Jawa. (3) Serat Centhini adalah ensiklopedi budaya Jawa yang berisi informasi tentang berbagai bidang pengetahuan tradisional Jawa yang masih relevan dengan kehidupan modern saat ini.

Full Text: http://www.ijcs.uaic.ro/volume_10.html#Issue3

Sahid Teguh Widodo & Agus Purwantoro

Dipublikasikan dalam International Journal of Conservation Sciences Volume 10, Issue 3, July-September: 449-458

Environmental conservation in the Javanese-Indonesian community in the 19th century can be understood clearly from the ancient manuscript Serat Centhini. This manuscript was written during the reign of the Surakarta King, Sunan Pakubuwana V (1757 – 1881 AD). The original manuscript, written in Javanese script, is already damaged so this research instead uses a copy of the manuscript printed in Latin script and consisting of 12 volumes, published by Yayasan Centhini in Yogyakarta between 1988 and 1992. Following a careful process of reading, classification, and interpretation, it was found that (1) Serat Centhini contains two categories of conservation, namely natural conservation and social conservation. (2) There is more description about social conservation than natural conservation. Javanese cosmology views environmental conservation as a kind of union between man and God (manunggaling kawula lan Gusti) which is the pinnacle of the life philosophy of the Javanese. (3) Serat Centhini is an encyclopaedia of Javanese culture which contains information various fields of traditional Javanese knowledge that are still relevant to the modern life of today.

Terjemahan:

Konservasi lingkungan dalam komunitas Jawa-Indonesia pada abad ke-19 dapat dipahami dengan jelas dari naskah kuno Fiber Centhini. Naskah ini ditulis pada masa pemerintahan Raja Surakarta, Sunan Pakubuwana V (1757 – 1881 M). Naskah asli, ditulis dalam aksara Jawa, sudah rusak sehingga penelitian ini sebagai gantinya menggunakan salinan naskah yang dicetak dalam aksara Latin dan terdiri dari 12 jilid, diterbitkan oleh Centhini Foundation di Yogyakarta antara tahun 1988 dan 1992. Mengikuti proses pembacaan yang cermat , klasifikasi, dan interpretasi, ditemukan bahwa (1) Serat Centhini mengandung dua kategori konservasi, yaitu konservasi alam dan konservasi sosial. (2) Ada lebih banyak deskripsi tentang konservasi sosial daripada konservasi alam. Kosmologi Jawa memandang pelestarian lingkungan sebagai semacam penyatuan antara manusia dan Tuhan (manunggaling kawan lan Gusti) yang merupakan puncak filosofi hidup orang Jawa. (3) Serat Centhini adalah ensiklopedi budaya Jawa yang berisi informasi tentang berbagai bidang pengetahuan tradisional Jawa yang masih relevan dengan kehidupan modern saat ini.

Full Text: http://www.ijcs.uaic.ro/volume_10.html#Issue3